Kamis, 20 Juni 2013
Hidup adalah Anugerah Bagi Jiwa yang Ikhlas
Yang tinggal di gunung merindukan pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.
Di musim kemarau merindukan musim hujan.
Di musim hujan merindukan musim kemarau.
Yang berambut hitam mengagumi yang pirang.
Yang berambut pirang mengagumi yang hitam.
Diam di rumah merindukan bepergian.
Setelah bepergian merindukan rumah.
Ketika masih jadi karyawan ingin jadi Entrepreneur supaya punya time freedom…
Begitu jadi Entrepreneur ingin jadi karyawan, biar gak pusing…
Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan.
Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/istri cantik.
Begitu sudah dapat suami ganteng/istri cantik, pengen yang biasa2 saja, bikin cemburu aja/ takut selingkuh..
Punya anak satu mendambakan banyak anak.
Punya banyak anak mendambakan satu anak saja.
Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.
Namun setelah dimiliki tak indah lagi.
Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur ?
“Semoga kita jd pribadi yang selalu bersyukur..Yg snantiasa b’syukur dngn berkah yg sudah kita miliki”.
“Bagaimana mungkin selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini?
Jangankan bumi, menutupi telapak tangan saja sulit.
Namun bila daun kecil ini menempel di mata kita, maka tertutuplah bumi!”
Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun maka kita akan melihat keburukan di mana-mana.
Bumi ini pun akan tampak buruk.
Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun kecil.
Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran buruk/negatif!
Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua…
Syukuri apa yg ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yg ikhlas.
Good Morning
dan Tetap Semangat !
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.
Di musim kemarau merindukan musim hujan.
Di musim hujan merindukan musim kemarau.
Yang berambut hitam mengagumi yang pirang.
Yang berambut pirang mengagumi yang hitam.
Diam di rumah merindukan bepergian.
Setelah bepergian merindukan rumah.
Ketika masih jadi karyawan ingin jadi Entrepreneur supaya punya time freedom…
Begitu jadi Entrepreneur ingin jadi karyawan, biar gak pusing…
Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan.
Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/istri cantik.
Begitu sudah dapat suami ganteng/istri cantik, pengen yang biasa2 saja, bikin cemburu aja/ takut selingkuh..
Punya anak satu mendambakan banyak anak.
Punya banyak anak mendambakan satu anak saja.
Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.
Namun setelah dimiliki tak indah lagi.
Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur ?
“Semoga kita jd pribadi yang selalu bersyukur..Yg snantiasa b’syukur dngn berkah yg sudah kita miliki”.
“Bagaimana mungkin selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini?
Jangankan bumi, menutupi telapak tangan saja sulit.
Namun bila daun kecil ini menempel di mata kita, maka tertutuplah bumi!”
Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun maka kita akan melihat keburukan di mana-mana.
Bumi ini pun akan tampak buruk.
Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun kecil.
Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran buruk/negatif!
Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua…
Syukuri apa yg ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yg ikhlas.
Good Morning
dan Tetap Semangat !
Sumber: http://cintanakyatim.blogspot.com
Perjalanan Hidup Seorang Anak Yatim Piatu
ia
adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama
delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah saya pernah
datang dan saya sangat penurut.Anak ini rela melepasakan pengobatan,
padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000
dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh
dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan
kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian.
Dan dia rela melepaskan pengobatannya.
Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya.
Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.
Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah.
Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yan.
Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.
Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.
Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.
Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.
Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculanbintik- bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.
Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.
Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. "Papa saya ingin mati". Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini."
Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: "Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah melihat foto ini". Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.
Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu Negara bahkan sampai keseluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini". Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.
Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.
Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.
Ada seorang teman di-email bahkan menulis: "Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta."
Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota . Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perempuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.
Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik". Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.
Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.
Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: "Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut.Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati". Yu Yuan kemudia berkata : "Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati". Wartawan itupun menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik". Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. "Tante ini adalah surat wasiat saya."
Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.
Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,..... .. Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang-orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakana ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh". Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.
Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain.
Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah.. ......... ...." demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.
Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.
Didepan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh" (30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.
Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.
Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana . Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata "Aku pernah datang dan aku sangat patuh".
Renungan:
Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan Dunia.Walaupun hidup serba kekuarangan, Dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama.Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang Pengasih.
Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya.
Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.
Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah.
Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yan.
Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.
Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.
Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.
Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.
Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculanbintik- bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.
Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.
Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. "Papa saya ingin mati". Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini."
Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: "Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah melihat foto ini". Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.
Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu Negara bahkan sampai keseluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini". Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.
Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.
Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.
Ada seorang teman di-email bahkan menulis: "Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta."
Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota . Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perempuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.
Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik". Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.
Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.
Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: "Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut.Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati". Yu Yuan kemudia berkata : "Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati". Wartawan itupun menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik". Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. "Tante ini adalah surat wasiat saya."
Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.
Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,..... .. Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang-orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakana ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh". Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.
Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain.
Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah.. ......... ...." demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.
Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.
Didepan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh" (30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.
Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.
Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana . Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata "Aku pernah datang dan aku sangat patuh".
Renungan:
Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan Dunia.Walaupun hidup serba kekuarangan, Dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama.Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang Pengasih.
Sumber: http://cintanakyatim.blogspot.com
Manfaat Shalat Tahajud ( Kisah Nyata )
Ada sebuah rahasia penting yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini.
Sebuah rahasia yang maha dahsyat bila anda rutin melaksanakan sholat sunah Tahajud. Sholat yang dilaksanakan sepertiga malam dengan penuh keheningan, karena di saat itu banyak orang yang tertidur lelap.
Namun, yang paling penting adalah konsistensi dalam pelaksanaannya. Lebih baik melaksanakan sholat tahajud dengan rakaat yang sedikit tapi rutin tiap malam, daripada banyak rakaatnya tapi tidak rutin. Anda perlu konsisten dan memiliki komitmen yang tinggi dalam diri.
Hal terpenting dari sholat malam adalah anda merenungi hidup ini, melakukan instropeksi di hari kemarin dan memohon ampunan kepada Allah dengan seraya beristighfar dengan penuh ke-khusyuk-an. Memohon diberikan kemudahan dalam melaksanakan aktivitas esok hari, dan yang lebih penting berdoa kepada Allah agar dilapangkan rezeki.
Rahasia sholat tahajud
mungkin sudah pernah anda dapatkan. Dia datang berbeda-beda caranya.
Ada yang cepat, dan ada yang lambat. Tergantung dari ridho Allah, dan
cara kita berdoa. Terkadang kita sering terlupa bahwa doa adalah
permohonan dan permintaan hambaNya yang memasrahkan dirinya agar
diampuni dosanya, diberikan kemudahan hidup di dunia dan akhirat kelak.
Merendahkan diri dihadapan sang penguasa langit dan bumi.
Semoga Allah mengabulkan doa-doa hambaNya yang berserah diri pada saat-saat keheningan sepertiga malam dengan melaksanakan sholat sunah tahajud. Oleh karenanya, jangan lupa pula untuk selalu sadar diri bahwa akan ada hidup sesudah mati. Di dunia ini kita hanyalah seorang pengembara yang singgah sebentar, lalu pergi kembali.
Sudahkah anda rutin melaksanakan sholat tahajud dan menemukan rahasia di dalamnya? Monggo disharing pengalaman pribadi teman2 semua tentang rahasia solat tahajud
Sumber: http://cintanakyatim.blogspot.com
Pada saat itulah sebaiknya anda
bangun dari tidur. Mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat sunah
Tahajud. Boleh anda laksanakan 2 rakaat ditutup dengan witir 1 rakaat.
Boleh juga 8 rakaat dan ditutup dengan witir 3 rakaat. Bila anda
sanggup, boleh juga sampai 23 rakaat.
Namun, yang paling penting adalah konsistensi dalam pelaksanaannya. Lebih baik melaksanakan sholat tahajud dengan rakaat yang sedikit tapi rutin tiap malam, daripada banyak rakaatnya tapi tidak rutin. Anda perlu konsisten dan memiliki komitmen yang tinggi dalam diri.
Hal terpenting dari sholat malam adalah anda merenungi hidup ini, melakukan instropeksi di hari kemarin dan memohon ampunan kepada Allah dengan seraya beristighfar dengan penuh ke-khusyuk-an. Memohon diberikan kemudahan dalam melaksanakan aktivitas esok hari, dan yang lebih penting berdoa kepada Allah agar dilapangkan rezeki.
Saya menjadi teringat ketika hendak mau menikah di Bandung pada tahun 1998. Pada malam sebelum nikah, saya sempat bingung karena uang untuk transport penghulu dan juga tempat penginapan belum ada di kantong. Saya berdiskusi dengan almarhum ayah untuk mencarikan solusinya. Lalu saya katakan kesulitan saya itu kepada beliau. Ketika kesulitan itu saya sampaikan, ayah saya cuma tersenyum dan menyuruh saya untuk melaksanakan sholat tahajud.
Malamnya, saya sholat tahajud dengan penuh kekhusyukan agar besok dimudahkan dari segala urusan. Saya berserah diri kepada Allah seraya berdoa agar diberikan rezeki karena akan menikah besok lusa. Saya pun berdoa sambil menangis sesunggukan memohon ampun kepada-Nya. Segala ikhtiar sudah ditunaikan, sekarang saatnya saya berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Semoga Allah mengabulkan segala permintaan saya yang akan menikah esok lusa.
Besok paginya , setelah sholat subuh berjamaah, ada ketukan pagar dari luar rumah. Begitu saya tengok keluar, ada pak Yono, salah satu pengurus masjid Al Iman datang ke rumah kami.
Setelah pintu pagar dibuka, lalu saya persilahkan beliau masuk ke ruang tamu. Setelah beliau ada di ruang tamu, maka mengobrollah kami sebentar, lalu tiba-tiba saja diberinya saya amplop yang berisi uang. Jumlahnya pas banget dengan yang saya butuhkan. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, saya mengucap syukur kepada Allah. Ternyata di pagi hari itu, Allah memberikan rezekinya lewat pak Yono dan kawan-kawan pengurus masjid yang tidak bisa ikut hadir dalam pernikahan saya di kota Bandung.
Semoga Allah mengabulkan doa-doa hambaNya yang berserah diri pada saat-saat keheningan sepertiga malam dengan melaksanakan sholat sunah tahajud. Oleh karenanya, jangan lupa pula untuk selalu sadar diri bahwa akan ada hidup sesudah mati. Di dunia ini kita hanyalah seorang pengembara yang singgah sebentar, lalu pergi kembali.
Sudahkah anda rutin melaksanakan sholat tahajud dan menemukan rahasia di dalamnya? Monggo disharing pengalaman pribadi teman2 semua tentang rahasia solat tahajud
Sumber: http://cintanakyatim.blogspot.com
Kisah Nyata Anak 6 Tahun Bertahan Hidup Sendiri, Hanya Ditemani Anjing
Kisah nyata ini terjadi pada tahun 2010 yang lalu, tentang seorang anak bernama Ah Long yang hidup sendiri di sebuah desa di kaki bukit Gunung Malu, Liuzhou di provinsi Guangxi, China. Umurnya baru 6 tahun, kedua orang tuanya telah meninggal dikarenakan mengidap penyakit AIDS berturut-turut di tahun 2008 dan 2010.
Orang-orang di sekitarnya mengucilkannya karena Ah Long dilahirkan dengan virus HIV yang mengalir di darahnya. Ah Long harus menjaga dirinya sendiri karena kebanyakan orang takut untuk mendekat, Satu-satunya sahabat sejatinya adalah anjingnya yang bernama Lao Hei yang selalu setia menemani disampingnya.
Satu-satunya keluarga yang ia miliki adalah neneknya yang berusia 84 tahun. Kadang si nenek mengunjunginya dan memasak untuknya, namun tidak bersedia tinggal bersamanya. Karena penyakitnya, orang-orang di sekitarnya tidak menghiraukan Ah Long. Pihak sekolah tidak mau menerimanya lagi, bahkan para orang tua murid sepakat akan mencelakainya apabila Ah Long muncul ke sekolah dan bermain dengan anak-anak mereka.
Bahkan dokterpun enggan mengobatinya apabila Ah Long kecil sakit, penderitaan anak itu bertambah ketika Departemen Kesejahteraan juga tidak mau mengurus anak tersebut. Biro Sipil setempat menyediakan dana sebesar 70 yuan per bulan atau sekitar Rp 90.000 per bulan.
Jumlah ini tidak cukup untuk anak kecil seumur Ah Long untuk hidup. Ah Long menjalani kehidupan sendiri. dia menanam cabai, daun bawang dan memelihara ayam. dia mencuci dan memasak sendiri. dia tidur dan bermain dengan anjingnya.
Ada juga yang bersimpati dengan Ah Long dengan memberikan pakaian, makanan dan selimut bekas. Ada yang memberikan Ah Long 20 kilogram beras dan 5 kilogram mie, ada juga yang membawakan dia sebuah surat kabar mingguan untuk mengikuti berita dunia terbaru.
Sejak cerita Ah Long diangkat oleh media, ia mendapatkan banyak perhatian termasuk dari pemerintah Cina. Sebuah rumah amal di kota Liuzhou setuju untuk mengurusnya. Ah Long juga mendapat perhatian dari orang-orang yang baik hati. Ah Long pun dibangunkan rumah baru tepat di sebelah rumahnya yang lama dengan dua kamar tidur, satu ruang keluarga dan satu toilet.
Sebenarnya masih banyak bocah-bocah seperti Ah Long, tidak hanya di China di negara-negara lainpun mereka banyak yang diabaikan dan hidup sebatang kara. Hidup yang mereka jalani bukan kesalahan mereka, mereka tidak bisa memilih dilahirkan dengan mengidap HIV yang diturunkan oleh orang tuanya.
Foto-foto Ah Long yang lain (klik play) :
Ah Long walaupun dilarang sekolah dia tetap rajin belajar
Siap-siap untuk makan malam ya nak....??
Mencari kayu bakar sendiri di hutan untuk memasak makanan
Ah Long tanpa temen, tetapi tetap kelihatan riang selalu bermain
Bermain dengan sepeda pemberian dan anjing kesayangannya
Semoga cita-ciamu menjadi pemain bola tercapai nak....!
Ah Long mendapat tunjangan Rp 90 ribu per bulan... mana cukup??
Menanam cabe dan memetik hasilnya untuk lauk makan
Luka bakar di tangan Ah Long ketika memasak
Makanan yang sederhana ala Ah Long.....
Lihatlah anak seumur dia sudah mandiri, mandi sendiri
Menjadi seorang pesilat tangguh mungkin cita-cita Ah Long
Wajah yang sangat polos dari seorang bocah
Sumber: http://cintanakyatim.blogspot.com
Orang-orang di sekitarnya mengucilkannya karena Ah Long dilahirkan dengan virus HIV yang mengalir di darahnya. Ah Long harus menjaga dirinya sendiri karena kebanyakan orang takut untuk mendekat, Satu-satunya sahabat sejatinya adalah anjingnya yang bernama Lao Hei yang selalu setia menemani disampingnya.
Satu-satunya keluarga yang ia miliki adalah neneknya yang berusia 84 tahun. Kadang si nenek mengunjunginya dan memasak untuknya, namun tidak bersedia tinggal bersamanya. Karena penyakitnya, orang-orang di sekitarnya tidak menghiraukan Ah Long. Pihak sekolah tidak mau menerimanya lagi, bahkan para orang tua murid sepakat akan mencelakainya apabila Ah Long muncul ke sekolah dan bermain dengan anak-anak mereka.
Bahkan dokterpun enggan mengobatinya apabila Ah Long kecil sakit, penderitaan anak itu bertambah ketika Departemen Kesejahteraan juga tidak mau mengurus anak tersebut. Biro Sipil setempat menyediakan dana sebesar 70 yuan per bulan atau sekitar Rp 90.000 per bulan.
Jumlah ini tidak cukup untuk anak kecil seumur Ah Long untuk hidup. Ah Long menjalani kehidupan sendiri. dia menanam cabai, daun bawang dan memelihara ayam. dia mencuci dan memasak sendiri. dia tidur dan bermain dengan anjingnya.
Ada juga yang bersimpati dengan Ah Long dengan memberikan pakaian, makanan dan selimut bekas. Ada yang memberikan Ah Long 20 kilogram beras dan 5 kilogram mie, ada juga yang membawakan dia sebuah surat kabar mingguan untuk mengikuti berita dunia terbaru.
Sejak cerita Ah Long diangkat oleh media, ia mendapatkan banyak perhatian termasuk dari pemerintah Cina. Sebuah rumah amal di kota Liuzhou setuju untuk mengurusnya. Ah Long juga mendapat perhatian dari orang-orang yang baik hati. Ah Long pun dibangunkan rumah baru tepat di sebelah rumahnya yang lama dengan dua kamar tidur, satu ruang keluarga dan satu toilet.
Sebenarnya masih banyak bocah-bocah seperti Ah Long, tidak hanya di China di negara-negara lainpun mereka banyak yang diabaikan dan hidup sebatang kara. Hidup yang mereka jalani bukan kesalahan mereka, mereka tidak bisa memilih dilahirkan dengan mengidap HIV yang diturunkan oleh orang tuanya.
Foto-foto Ah Long yang lain (klik play) :
Ah Long walaupun dilarang sekolah dia tetap rajin belajar
Siap-siap untuk makan malam ya nak....??
Mencari kayu bakar sendiri di hutan untuk memasak makanan
Ah Long tanpa temen, tetapi tetap kelihatan riang selalu bermain
Bermain dengan sepeda pemberian dan anjing kesayangannya
Semoga cita-ciamu menjadi pemain bola tercapai nak....!
Ah Long mendapat tunjangan Rp 90 ribu per bulan... mana cukup??
Menanam cabe dan memetik hasilnya untuk lauk makan
Luka bakar di tangan Ah Long ketika memasak
Makanan yang sederhana ala Ah Long.....
Lihatlah anak seumur dia sudah mandiri, mandi sendiri
Menjadi seorang pesilat tangguh mungkin cita-cita Ah Long
Wajah yang sangat polos dari seorang bocah
Sumber: http://cintanakyatim.blogspot.com
Keutamaan Menyantuni Anak Yatim
1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna
Di
dalam QS. Al-Maun ayat 1-7 di atas menunjukkan bahwa Islam memberikan
perhatian yang khusus terhadap anak yatim dan orang miskin. Sebagai
ajaran samawi yang sempurna, agama Islam selalu mengajak kepada umat
manusia untuk beramal dan bersedekah kepada orang-orang miskin yang
kurang beruntung di sekitar kita. Hal ini sekaligus menyiratkan bahwa
kita sebagai umat Islam diharuskan menjadi orang yang kaya agar dapat
bersedekah semaksimal mungkin.
Anak
yatim adalah anak yang kehilangan ayahnya. Sebagai seorang pelindung
sekaligus tulang punggung keluarga, peranan ayah sangatlah vital baik
dalam hal kasih sayang maupun kehidupan ekonomi. Berbuat baik kepada
anak yatim merupakan salah satu bentuk akhlak yang mulia, sebaliknya
berbuat aniaya terhadap anak yatim diancam oleh Allah dengan neraka dan
tidak diterimanya amal ibadah shalat, naudzubillahi min dzalik.
Selain janji Allah di atas, ada banyak keutamaan menyantuni anak yatim
yang telah disebutkan di dalam atsar maupun Hadis Rasulullah Muhammad
SAW, antara lain:
Suatu ketika sahabat Saib bin Abdullah ra. datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, maka Rasulullah bersabda kepadanya :
ياَ
سَائِبُ انْظُرْ أَخْلاَقَكَ الَّتِيْ كُنْتَ تَصْنَعُهَا فِيْ
الجْاَهِلِيَّةِ فَاجْعَلْهَا فِيْ اْلإِسْلاَمِ. أَقْرِ الضَّيْفَ و
أَكْرِمِ الْيَتِيْمَ وَ أَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ
"Wahai
Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih
dalam kejahiliyahan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah
tamu, muliakanlah anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga."
(HR.Ahmad dan Abu Dawud, Shohih Abu Dawud)
Dalam sebuah atsar disebutkan riwayat dari Nabi Daud 'alaihissalam, yang berkata :
كُنْ لِلْيََتِيْمِ كَاْلأَبِ الرَّحِيْمِ
"Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang penyayang." [HR. Bukhori]
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِيْ الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى وَ فَرَجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
"Aku
dan orang-orang yang mengasuh/menyantuni anak yatim di Surga seperti
ini", Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari
tengah seraya sedikit merenggangkannya. (HR. Bukhori)
Al-Hafizh
Ibnu Hajar rahimahullah berkata : "Isyarat ini cukup untuk menegaskan
kedekatan kedudukan pemberi santunan kepada anak yatim dan kedudukan
Nabi, karena tidak ada jari yang memisahkan jari telunjuk dengan jari
tengah."
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
مَنْ
ضَمَّ يَتِيْمًا بَيْنَ أَبَوَيْنِ مُسْلِمَيْنِ فِيْ طَعَامِهِ وَ
شَرَابِهِ حَتَّى يَسْتَغْنِيَ عَنْهُ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ......
"Barang
siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua
yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia
pasti masuk surga." (HR. Abu Ya'la dan Thobroni, Shohih At Targhib)
Menyantuni
anak yatim juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menjadikan hati
lunak. Diriwayatkan oleh Abu Darda' rodhiyallohu 'anhu yang berkata :
أَتَى
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَجُلٌ يَشْكُوْ قَسْوَةَ
قَلْبِهِ, قَالَ : أَتُحِبُّ أَنْ يَلِيْنَ قَلْبُكَ, وَ تُدْرَكَ
حَاجَتُكَ ؟ اِرْحَمِ الْيَتِيْمَ, وَامْسَحْ رَأْسَهُ, وَأَطْعِمْهُ مِنْ
طَعَامِكَ, يَلِنْ قَلْبُكَ, وَتُدْرَكْ حَاجَتُكَ
"Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika
hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim,
usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu
menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi." (HR Thobroni, Targhib)
Demikianlah,
sangat besar keutamaan menyayangi dan menyantuni anak yatim, hingga ia
dapat memudahkan urusan kita di dunia dan diakhirat. Secara ringkas ada
beberapa cara di era modern ini bagi kita untuk menyantuni anak yatim,
yaitu:
a) Memberikan makan dan menanggung kebutuhan pokoknya
b) Mengusap kepala serta menunjukkan kasih sayang kepadanya
c) Memberikan beasiswa atau membiayainya sekolah
d) Memberikan pendidikan yang ikhlas kepadanya
e) Memberikan hukuman dengan lemah lembut bila ia berbuat salah
f) Memberikan hadiab berupa buku atau hal-hal edukasi lainnya yang dapat mengembangkan kemandiriannya. Wallahu ‘alam
Sumber:http://cintanakyatim.blogspot.com
Hidayah Alquran hasil pemberian
Prof Dr Jeffrey Lang,
nama lengkapnya. Sehari-hari dia bekerja sebagai dosen dan peneliti
bidang matematika di Universitas Kansas, salah satu universitas
terkemuka di Amerika Serikat. Gelar master dan doktor matematika
diraihnya dari Purdue University pada tahun 1981. Ia dilahirkan dalam
sebuah ke luarga penganut paham Katolik Roma di Bridgeport, Connecticut,
pada 30 Januari 1954.
“Adam
diturunkan ke bumi bukan karena dosa yang diperbuatnya, melainkan
karena Allah SWT menginginkan seorang khalifah di bumi untuk mengatur
dan menyejahterakan alam.’’ (Jeffrey Lang).
Pendidikan
dasar hingga menengah ia jalani di sekolah berlatar Katolik Roma selama
hampir 18 tahun. Selama itu pula, menurut Lang -sebagaimana ditulis
dalam catatan hariannya tentang perjalanannya mencari Islam- menyisakan
banyak pertanyaan tak berjawab dalam dirinya tentang Tuhan dan filosofi
ajaran Kristen yang dianutnya selama ini.
‘’Seperti
kebanyakan anak-anak lain di kisaran tahun 1960-an hingga awal 1970-an,
saya melewati masa kecil yang penuh keceriaan. Bedanya, pada masa itu,
saya sudah mulai banyak bertanya tentang nilai-nilai kehidupan, baik itu
secara politik, sosial, maupun keagamaan. Saya bahkan sering bertengkar
dengan banyak kalangan, termasuk para pemuka gereja Katolik,’’
paparnya.
Menginjak usia 18 tahun, Lang remaja memutuskan menjadi seorang atheis.
‘’Jika Tuhan itu ada dan Dia punya belas kasih dan sayang, lalu mengapa
ada begitu banyak penderitaan di atas bumi ini? Mengapa Dia tidak
masukkan saja kita semua ke dalam surga? Mengapa juga dia menciptakan
orang-orang di atas bumi ini dengan berbagai penderitaan?’’ kisah Lang
tentang kegelisahan hatinya kala itu. Selama bertahun-tahun,
pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus menggelayuti pikirannya.
Dihadiahi
Alquran akhirnya Lang baru mendapat jawaban atas berbagai pertanyaan
tersebut ketika ia bekerja sebagai salah seorang asisten dosen di
Jurusan Matematika, Universitas San Francisco. Di sanalah, ia menemukan
petunjuk bahwa Tuhan itu ada dan nyata dalam kehidupan ini. Petunjuk itu
ia dapatkan dari beberapa mahasiswanya yang beragama Islam.
Saat
pertama kali memberi kuliah di Universitas San Francisco, Lang bertemu
dengan seorang mahasiswa Muslim yang mengambil mata kuliah matematika.
Ia pun langsung akrab dengan mahasiswa itu. Mahmoud Qandeel, nama
mahasiswa tersebut. Dia berasal dari Arab Saudi.
Mahmoud,
kata Lang, telah memberi banyak masukan kepadanya mengenai Islam.
Menariknya, semua diskusi mereka menyangkut dengan sains dan teknologi.
Salah satu yang pernah didiskusikan Lang dan Qandeel adalah riset
kedokteran. Lang dibuat terpana oleh jawaban Qandeel, yang di negaranya
adalah seorang mayor polisi.
Qandeel menjawab semua pertanyaan dengan sempurna sekali dan dengan menggunakan bahasa Inggris yang bagus.
Ketika
pihak kampus mengadakan acara perpisahan di luar kampus yang dihadiri
oleh semua dosen dan mahasiswa, Qandeel menghadiahi asisten dosen itu
sebuah Alquran dan beberapa buku mengenai Islam.
Atas
inisiatifnya sendiri, Lang pun mempelajari isi Alquran itu. Bahkan,
buku-buku Islam tersebut dibacanya hingga tuntas. Dia mengaku kagum
dengan Alquran. Dua juz pertama dari Alquran yang dipelajarinya telah
mem buat dia takjub dan bagai terhipnotis.
‘’Tiap
malam muncul beraneka ma cam pertanyaan dalam diri saya. Tapi, entah
mengapa, jawabannya segera saya temukan esok harinya. Seakan ada yang
membaca pikiran saya dan menuliskannya di setiap baris Alquran. Saya
seakan menemukan diri saya di tiap halaman Alquran,’’ ungkap Lang.
Telaah
Alquran Sebagai seorang pakar dalam bidang matematika dan dikenal
sebagai seorang peneliti, penjelasan yang didapatkannya tidak langsung
ia percayai begitu saja. Ia meneliti dan menelaah secara lebih mendalam
ayat-ayat Alquran. Beberapa ayat yang membuatnya kagum dan telah
membandingkannya dengan ajarannya yang lama adalah ayat 30-39 surah
Albaqarah tentang penciptaan Adam.
Dalam
bukunya Losing My Religion: A Call for Help, Jeffrey Lang secara
lengkap menjelaskan pergulatannya dalam memahami ayat 30-39 surah
Albaqarah tersebut.
‘’Saya
membaca ayat tersebut beberapa kali, namun tak kunjung sanggup
menangkap apa maksud Alquran,’’ ujarnya. ‘’Bagi saya, Alquran sepertinya
sedang menyampaikan sesuatu yang sangat mendasar atau mungkin keliru.
Lalu, saya membacanya lagi secara perlahan dan saksama, baris demi
baris, untuk memastikan pesan yang di sampaikan,’’ lanjutnya.
Ketika
membaca ayat ke-30 surah Albaqarah, ‘’Dan, ingatlah ketika Tuhanmu
berkata kepada malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi.’ Malaikat berkata, ‘Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi, mereka adalah orang-orang yang akan
membuat kerusakan dan menumpahkan darah. Padahal, kami senantiasa
bertasbih dengan memuji dan menyucikan Engkau?’ Allah berfirman,
‘Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.’’ Menurut
Lang, ayat ini sangat mengganggunya. ‘’Saya merasa sangat kesepian.
Seakan-akan penulis kitab suci ini telah menarik diri saya ke dalam
ruang hampa dan sunyi untuk berbicara langsung dengan saya,’’ ujarnya.
‘’Saya
berpikir, keterangan ayat tersebut ada sesuatu yang keliru. Saya
protes. Lalu, saya baca lagi. Saya amati dengan saksama. Sebab, menurut
ajaran yang pernah saya dapatkan, diturunkannya Adam ke bumi bukan
menjadi khalifah, tetapi sebagai hukuman lantaran dosa Adam. Namun,
dalam Alquran, tidak ada satu kata pun yang menjelaskan sebab-sebab
diturunkan Adam karena perbuatan dosa,’’ jelasnya.
Menurut
Lang, pertanyaan yang di utarakannya sama dengan pertanyaan malaikat
yang menyatakan bahwa manusia itu berbuat kerusakan.
‘’Tapi, saya merasa ada sesuatu yang lain dari keterangan ayat selanjutnya.
Allah
hanya menjawab, ‘Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.’ Jawaban ini terkesan sederhana dan enteng, namun mengandung
makna yang dalam,’’ ungkapnya.
Lang
menjelaskan, dalam Alkitab, jawaban Tuhan atas pertanyaan malaikat
disampaikan tentang hukuman yang diberikan karena berbuat dosa.
‘’Penjelasan ini berbeda dengan Alquran. Alquran menjawab pertanyaan
para malaikat dengan memperlihatkan kemampuan manusia, pilihan moral,
dan bimbingan Ilahi.
Allah
mengajarkan manusia (Adam) nama-nama benda.’’ ‘’Ayat tersebut
menunjukkan kemuliaan dan kemampuan manusia yang tidak diberikan kepada
malaikat,’’ ujarnya.
Bahkan,
pada ayat ke-39 dite rangkan, ‘’Adapun orang-orang yang tidak beriman
dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka adalah penghuni neraka dan mereka
kekal di dalamnya.’’ ‘’Saya merasa ayat ini makin kuat menyerang saya.
Namun, saya semakin percaya akan kebenaran Alquran dan meyakini agama
Islam yang dibawa oleh Muhammad SAW,’’ jelasnya.
**
Islam rasional
Sekitar tahun 1980-an, belum banyak pelajar Muslim
yangmenuntut ilmu di UniversitasSan Francisco. Sehingga, kalau bertemu
dengan mahasiswa Muslim di area kampus, menurut Lang, itu merupakan hal
yang sangat langka.
Ada
cerita menarik tatkala Lang sedang menelusuri kampus. Secara tak
terduga, ia menemukan sebuah ruangan kecil di lantai bawah sebuah
gereja. Ruang tersebut rupanya dipakai oleh beberapa mahasiswa Islam untuk menunaikan shalat lima waktu.
Kepalanya dipenuhi tanda tanya dan rasa ingin tahu. Dia pun memutuskan masuk ke tempat shalat tersebut.
Waktu
itu, bertepatan dengan waktu shalat Zuhur. Oleh para mahasiswanya, dia
pun diajak untuk ikut shalat. Dia berdiri persis di belakang salah
seorang mahasiswa dan mengikuti setiap gerakannya.
Dengan
para mahasiswa Muslim ini, Lang berdiksusi tentang masalah agama,
termasuk semua pertanyaan yang selama ini tersimpan dalam kepalanya.
‘’Sungguh luar biasa, saya benar-benar terkejut sekali dengan cara
mereka menjelaskan. Masuk akal dan mudah dicerna. Ternyata, jawabannya
ada dalam ajaran Islam,’’ tuturnya.
Sejak
saat itu, Lang pun memutuskan masuk Islam dan mengucapkan dua kalimah
syahadat. Dia menjadi seorang mualaf pada awal 1980. Ia mengaku bahwa
dengan menjadi seorang Muslim, banyak sekali kepuasan batin yang
didapatkannya.
Itulah kisah perjalanan spiritual
sang profesor yang juga meraih karier bagus di bidang matematika. Dia
mengaku sangat terinspirasi dengan matematika yang menurutnya logis dan
berisi faktafakta berupa data riil untuk menda patkan jawaban konkret.
‘’Dengan
cara seperti itulah, saya bekerja. Adakalanya, saya frustrasi ketika
ingin mencari sesuatu, tapi tidak mendapat jawaban yang konkret. Namun,
dengan Islam, semuanya rasional, masuk akal, dan mudah dicerna,’’
tukasnya.
Prof Lang saat
ini ditunjuk oleh fakultasnya sebagai pembina organisasi Asosiasi
Mahasiswa Islam guna menjembatani para pelajar Muslim dengan pihak
universitas. Tak hanya itu, dia bah kan ditunjuk untuk memberikan mata
kuliah agama Islam oleh pihak rektorat.
Ia
menikah dengan seorang perempuan Arab Saudi bernama Raika pada tahun
1994. Mereka dikaruniai tiga anak, yakni Jameelah, Sarah, dan Fattin.
Selain menulis ratusan artikel ilmiah bidang matematika, dia juga telah
menulis beberapa buku Islam yang menjadi rujukan komunitas Muslim
Amerika. Even Angels ask: A Journey to Islam in America adalah salah
satu buku best seller-nya. Dalam buku itu, dia menulis kisah perjalanan
spiritualnya hingga memeluk Islam.
Beberapa tahun belakangan ini, Lang aktif pada banyak kegiatan Islami
dan dia merupakan pembicara inspirasional yang paling terkenal di
sebuah organi sasi pendidikan bernama Mecca Centric. Di sana, dia
melayani konsultasi segala sesuatu tentang Islam ataupun kegiatan
kepemudaan.
from :Cinta anak yatim
Kisah Unik di Panti Asuhan Sinar Melati
Kisah Unik di Panti Asuhan Sinar Melati
(Selasa, 16/08/2011) Bersama meringkuknya perlahan
Sang Mentari menuju ke peraduannya, saya dan teman-teman sekelas
mengadakan buka bersama di Panti Asuhan Sinar Melati. Buka bersama ini
diadakan dalam rangka menindaklanjuti janji kami sewaktu Bhakti Sosial
th. 2010 yaitu untuk memberikan foto-foto kami beserta anak-anak panti
asuhan tersebut kepada pihak Panti Asuhan Sinar Melati dan sekaligus
menjaga silaturahmi kami dengan warga Panti Asuhan Sinar Melati.
Acara buka bersama ini dimulai sekitar pukul
17.00 WIB di Panti Asuhan Sinar Melati cabang Condong Catur. Ada suatu
hal yang terasa berbeda ketika pertama kali kami bertemu kembali dengan
anak-anak panti asuhan tersebut. Ternyata setelah setahun lamanya kami
tidak mengunjungi Panti Asuhan Sinar Melati, kini tampak adanya
wajah-wajah baru dari anak-anak lugu yang mendiami panti asuhan
tersebut. Berderet-deret mengelilingi ruangan, warga panti asuhan dan
kami duduk menghias indahnya silaturahmi ini. Riuh canda anak-anak panti
sewaktu berkumpul, seolah melupakan sesaat semua penat tugas-tugas
kuliah kami.
Keramaian di ruangan tamu yang luas itu pun
sekejap terhenti, tatkala salam hangat dan penuh ketulusan terlontar
dari lidah pengasuh panti asuhan yang begitu kharismatik di hati
anak-anak tersebut memulai pembicaraan untuk membuka acara. Tutur
katanya santai dan penuh gurau dalam membuka acara, namun mampu langsung
mengena pada tujuan kehadiran kami. Seusai beliau memberikan sambutan,
foto-foto yang kami janjikan pun segera diberikan kepada pihak Panti
Asuhan Sinar Melati dan dibuka saat itu pula di depan seluruh anak-anak
panti asuhan dan teman-teman. Dengan penuh rasa keingintahuan, semua
mata pun tertuju pada foto-foto yang sedang dibuka tersebut. Namun rasa
penasaran pun belum jua terpupus, hingga semua anak-anak tersebut
merengek-rengek ingin memegang langsung foto-foto tersebut untuk
diperhatikan lebih dekat.
Setelah acara serah terima foto-foto yang kami
janjikan tersebut, saya mewakili teman-teman menyampaikan sedikit
sambutan. Sambutan yang spontan tersebut, membuat saya merasa apa yang
saya sampaikan masih jauh dari kesempurnaan dalam idealisme saya. Namun
setidaknya apa yang saya sampaikan cukup memenuhi standar penyampaian
kata sambutan.
Sembari menantikan detik-detik waktu berbuka,
pengasuh panti asuhan pun menyampaikan sedikit kultum. Beliau
menyampaikan mengenai waktu-waktu yang ijabah untuk berdoa.
Tidak sekedar menyampaikan secara teoritis saja, tapi beliau mampu
mengajak kami untuk berfikir logis dan menanalisis mengapa waktu-waktu
tersebut sangat baik untuk berdoa.
Tak seberapa lama dari waktu beliau
menyampaikan kultum, waktu berbuka pun telah tiba. Lalu beliau pun
segera memimpin berdoa untuk berbuka puasa. Dengan penuh kegembiraan dan
kepuasan karena telah menyelesaikan puasa sehari penuh, kami meneguk
segelas minuman coktail yang telah kami siapkan. Begitu nikmat setiap
aliran minuman yang melewati kerongkongan kami yang tadinya kering
seharian karena berpuasa. Lebih nikmat lagi, ketika melihat keceriaan
anak-anak panti asuhan yang sedang meminum minuman yang kami bawa. Dalam
berbuka puasa tersebut, kami tidak langsung makan makanan berat. Kami
hanya minum dan segera bergegas mengambil air wudhu untuk sholat Magrib
berjamaah di mushola panti asuhan yang terletak di lantai dua.
Setelah sholat Magrib berjamaah, diantara kami
berdiskusi dengan pengasuh panti asuhan untuk membuat kejutan kepada
salah satu teman kami yang sedang berulang tahun saat itu. Afza Afgani
Setiawan, itulah teman kami yang sedang berulang tahun saat itu. Namun
tentunya kami telah menyiapkan beberapa hal yang akan digunakan untuk
memberikan kejutan kepada teman kami tersebut. Seusai berdiskusi sesaat,
kami pun kembali ke ruang tamu seolah tidak terjadi apa-apa. Di ruang
tamu tampak beberapa teman-teman yang sedang berhalangan sedang
menuangkan teh manis ke dalam gelas-gelas plastik kecil dan menyiapkan
makan untuk kami semua. Kami pun ikut turun dan membantu
membagi-bagikannya.
Sewaktu sedang membagi-bagikan teh dan makanan,
tiba-tiba lampu mati. Seluruh teman-teman terkejut, mereka mengira
listrik malam itu padam. Namun sesaat kemudian dari arah belakang, Saras
dan Ratih membawa kue ulang tahun dengan beberapa lilin yang menyala di
atasnya ke arah ruang tamu sembari menyanyikan lagu ulang tahun. Lalu
teman-teman yang lain dan anak-anak panti asuhan pun mengikuti
menyanyikan lagu ulang tahun. Afza tampak terkesima dengan kejutan
tersebut hingga dia yang tadinya berdiri menjadi duduk bersimpuh menahan
kegembiraan yang bergema di hatinya. Kemudian dia pun meniup lilin
tersebut dan memberikan kue ulang tahunnya tersebut kepada pengasuh
panti asuhan. Setelah lilin ditiup, lampu pun dinyalakan kembali dan
kami melanjutkan aktivitas kami dalam membagi makanan dan minuman.
Setelah makanan dan minuman terbagi semua secara merata, kami semua
berdoa dan makan bersama.
Beberapa menit menjelang Isya', perhatian kami
tertuju pada ramai-ramai di dekat tempat wudhu. Tampak beberapa teman
berkerumunan mengelilingi Afza. Kami pun penasaran dan melihat apa yang
sebenarnya tengah terjadi. Ternyata teman-teman mau menceburkan Afza di
di dalam kolam dekat tempat wudhu tersebut. Itulah tradisi dari
teman-teman kelas kami. Setiap kali ada teman sekelas yang ulang tahun
pasti akan ramai-ramai dicerbukan ke dalam kolam di depan ruang kuliah
kami atau ke dalam kolam di depan HIMA Pend. Geografi. Namun berhubung
malam itu kami sedang tidak di kampus dan kebetulan di panti asuhan
tersebut memiliki kolam, maka teman-teman ramai-ramai menceburkan Afza
ke dalam kolam. Padahal kolam di panti asuhan tersebut bukanlah sekedar
kolam seperti di kampus, tetapi itu adalah kolam comberan yang di
dalamnya berisi air dari kamar mandi, dari tempat mencuci, dan dari
tempat wudhu. Tentulah air dalam kolam itu kotor dan sangat bau.
Karena Afza tidak menduga adanya kejutan
semacam ini, dia tidak membawa baju ganti. Sehingga pihak panti asuhan
meminjamkannya pakaian untuk ganti. Namun tentulah hanya pakaian luar
saja yang dipinjamkan oleh pihak panti asuhan. Oleh sebab itu dia
disindir oleh teman-teman dan dijadikan sebagai bahan bercanda.
Memasuki waktu Isya, teman-teman bergegas
mengambil air wudhu untuk sholat Isya' sekaligus Tarawih berjama'ah.
Seusai sholat Isya' dan Tarawih, barulah kami berpamitan untuk pulang
agar tidak terlalu larut malam. Memang hanya sebentar waktu kami berada
di panti asuhan tersebut, tetapi kesan yang tercipta begitu banyak dan
mendalam bagi kami maupun warga panti asuhan tersebut, terutama bagi
teman kami yang berulang tahun saat itu, tentulah akan menjadi
pengalaman yang tak terlupa dan hadiah ulang tahun yang paling berkesan.
fFrom
Zephyr Princess
Langganan:
Postingan (Atom)