1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna
Di
dalam QS. Al-Maun ayat 1-7 di atas menunjukkan bahwa Islam memberikan
perhatian yang khusus terhadap anak yatim dan orang miskin. Sebagai
ajaran samawi yang sempurna, agama Islam selalu mengajak kepada umat
manusia untuk beramal dan bersedekah kepada orang-orang miskin yang
kurang beruntung di sekitar kita. Hal ini sekaligus menyiratkan bahwa
kita sebagai umat Islam diharuskan menjadi orang yang kaya agar dapat
bersedekah semaksimal mungkin.
Anak
yatim adalah anak yang kehilangan ayahnya. Sebagai seorang pelindung
sekaligus tulang punggung keluarga, peranan ayah sangatlah vital baik
dalam hal kasih sayang maupun kehidupan ekonomi. Berbuat baik kepada
anak yatim merupakan salah satu bentuk akhlak yang mulia, sebaliknya
berbuat aniaya terhadap anak yatim diancam oleh Allah dengan neraka dan
tidak diterimanya amal ibadah shalat, naudzubillahi min dzalik.
Selain janji Allah di atas, ada banyak keutamaan menyantuni anak yatim
yang telah disebutkan di dalam atsar maupun Hadis Rasulullah Muhammad
SAW, antara lain:
Suatu ketika sahabat Saib bin Abdullah ra. datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, maka Rasulullah bersabda kepadanya :
ياَ
سَائِبُ انْظُرْ أَخْلاَقَكَ الَّتِيْ كُنْتَ تَصْنَعُهَا فِيْ
الجْاَهِلِيَّةِ فَاجْعَلْهَا فِيْ اْلإِسْلاَمِ. أَقْرِ الضَّيْفَ و
أَكْرِمِ الْيَتِيْمَ وَ أَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ
"Wahai
Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih
dalam kejahiliyahan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah
tamu, muliakanlah anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga."
(HR.Ahmad dan Abu Dawud, Shohih Abu Dawud)
Dalam sebuah atsar disebutkan riwayat dari Nabi Daud 'alaihissalam, yang berkata :
كُنْ لِلْيََتِيْمِ كَاْلأَبِ الرَّحِيْمِ
"Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang penyayang." [HR. Bukhori]
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِيْ الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى وَ فَرَجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
"Aku
dan orang-orang yang mengasuh/menyantuni anak yatim di Surga seperti
ini", Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari
tengah seraya sedikit merenggangkannya. (HR. Bukhori)
Al-Hafizh
Ibnu Hajar rahimahullah berkata : "Isyarat ini cukup untuk menegaskan
kedekatan kedudukan pemberi santunan kepada anak yatim dan kedudukan
Nabi, karena tidak ada jari yang memisahkan jari telunjuk dengan jari
tengah."
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
مَنْ
ضَمَّ يَتِيْمًا بَيْنَ أَبَوَيْنِ مُسْلِمَيْنِ فِيْ طَعَامِهِ وَ
شَرَابِهِ حَتَّى يَسْتَغْنِيَ عَنْهُ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ......
"Barang
siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua
yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia
pasti masuk surga." (HR. Abu Ya'la dan Thobroni, Shohih At Targhib)
Menyantuni
anak yatim juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menjadikan hati
lunak. Diriwayatkan oleh Abu Darda' rodhiyallohu 'anhu yang berkata :
أَتَى
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَجُلٌ يَشْكُوْ قَسْوَةَ
قَلْبِهِ, قَالَ : أَتُحِبُّ أَنْ يَلِيْنَ قَلْبُكَ, وَ تُدْرَكَ
حَاجَتُكَ ؟ اِرْحَمِ الْيَتِيْمَ, وَامْسَحْ رَأْسَهُ, وَأَطْعِمْهُ مِنْ
طَعَامِكَ, يَلِنْ قَلْبُكَ, وَتُدْرَكْ حَاجَتُكَ
"Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika
hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim,
usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu
menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi." (HR Thobroni, Targhib)
Demikianlah,
sangat besar keutamaan menyayangi dan menyantuni anak yatim, hingga ia
dapat memudahkan urusan kita di dunia dan diakhirat. Secara ringkas ada
beberapa cara di era modern ini bagi kita untuk menyantuni anak yatim,
yaitu:
a) Memberikan makan dan menanggung kebutuhan pokoknya
b) Mengusap kepala serta menunjukkan kasih sayang kepadanya
c) Memberikan beasiswa atau membiayainya sekolah
d) Memberikan pendidikan yang ikhlas kepadanya
e) Memberikan hukuman dengan lemah lembut bila ia berbuat salah
f) Memberikan hadiab berupa buku atau hal-hal edukasi lainnya yang dapat mengembangkan kemandiriannya. Wallahu ‘alam
Sumber:http://cintanakyatim.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar