Kamis, 20 Juni 2013

Kisah Unik di Panti Asuhan Sinar Melati

Kisah Unik di Panti Asuhan Sinar Melati

(Selasa, 16/08/2011) Bersama meringkuknya perlahan Sang Mentari menuju ke peraduannya, saya dan teman-teman sekelas mengadakan buka bersama di Panti Asuhan Sinar Melati. Buka bersama ini diadakan dalam rangka menindaklanjuti janji kami sewaktu Bhakti Sosial th. 2010 yaitu untuk memberikan foto-foto kami beserta anak-anak panti asuhan tersebut kepada pihak Panti Asuhan Sinar Melati dan sekaligus menjaga silaturahmi kami dengan warga Panti Asuhan Sinar Melati.


Acara buka bersama ini dimulai sekitar pukul 17.00 WIB di Panti Asuhan Sinar Melati cabang Condong Catur. Ada suatu hal yang terasa berbeda ketika pertama kali kami bertemu kembali dengan anak-anak panti asuhan tersebut. Ternyata setelah setahun lamanya kami tidak mengunjungi Panti Asuhan Sinar Melati, kini tampak adanya wajah-wajah baru dari anak-anak lugu yang mendiami panti asuhan tersebut. Berderet-deret mengelilingi ruangan, warga panti asuhan dan kami duduk menghias indahnya silaturahmi ini. Riuh canda anak-anak panti sewaktu berkumpul, seolah melupakan sesaat semua penat tugas-tugas kuliah kami.


Keramaian di ruangan tamu yang luas itu pun sekejap terhenti, tatkala salam hangat dan penuh ketulusan terlontar dari lidah pengasuh panti asuhan yang begitu kharismatik di hati anak-anak tersebut memulai pembicaraan untuk membuka acara. Tutur katanya santai dan penuh gurau dalam membuka acara, namun mampu langsung mengena pada tujuan kehadiran kami. Seusai beliau memberikan sambutan, foto-foto yang kami janjikan pun segera diberikan kepada pihak Panti Asuhan Sinar Melati dan dibuka saat itu pula di depan seluruh anak-anak panti asuhan dan teman-teman. Dengan penuh rasa keingintahuan, semua mata pun tertuju pada foto-foto yang sedang dibuka tersebut. Namun rasa penasaran pun belum jua terpupus, hingga semua anak-anak tersebut merengek-rengek ingin memegang langsung foto-foto tersebut untuk diperhatikan lebih dekat.


Setelah acara serah terima foto-foto yang kami janjikan tersebut, saya mewakili teman-teman menyampaikan sedikit sambutan. Sambutan yang spontan tersebut, membuat saya merasa apa yang saya sampaikan masih jauh dari kesempurnaan dalam idealisme saya. Namun setidaknya apa yang saya sampaikan cukup memenuhi standar penyampaian kata sambutan.


Sembari menantikan detik-detik waktu berbuka, pengasuh panti asuhan pun menyampaikan sedikit kultum. Beliau menyampaikan mengenai waktu-waktu yang ijabah untuk berdoa. Tidak sekedar menyampaikan secara teoritis saja, tapi beliau mampu mengajak kami untuk berfikir logis dan menanalisis mengapa waktu-waktu tersebut sangat baik untuk berdoa.


Tak seberapa lama dari waktu beliau menyampaikan kultum, waktu berbuka pun telah tiba. Lalu beliau pun segera memimpin berdoa untuk berbuka puasa. Dengan penuh kegembiraan dan kepuasan karena telah menyelesaikan puasa sehari penuh, kami meneguk segelas minuman coktail yang telah kami siapkan. Begitu nikmat setiap aliran minuman yang melewati kerongkongan kami yang tadinya kering seharian karena berpuasa. Lebih nikmat lagi, ketika melihat keceriaan anak-anak panti asuhan yang sedang meminum minuman yang kami bawa. Dalam berbuka puasa tersebut, kami tidak langsung makan makanan berat. Kami hanya minum dan segera bergegas mengambil air wudhu untuk sholat Magrib berjamaah di mushola panti asuhan yang terletak di lantai dua.


Setelah sholat Magrib berjamaah, diantara kami berdiskusi dengan pengasuh panti asuhan untuk membuat kejutan kepada salah satu teman kami yang sedang berulang tahun saat itu. Afza Afgani Setiawan, itulah teman kami yang sedang berulang tahun saat itu. Namun tentunya kami telah menyiapkan beberapa hal yang akan digunakan untuk memberikan kejutan kepada teman kami tersebut. Seusai berdiskusi sesaat, kami pun kembali ke ruang tamu seolah tidak terjadi apa-apa. Di ruang tamu tampak beberapa teman-teman yang sedang berhalangan sedang menuangkan teh manis ke dalam gelas-gelas plastik kecil dan menyiapkan makan untuk kami semua. Kami pun ikut turun dan membantu membagi-bagikannya.


Sewaktu sedang membagi-bagikan teh dan makanan, tiba-tiba lampu mati. Seluruh teman-teman terkejut, mereka mengira listrik malam itu padam. Namun sesaat kemudian dari arah belakang, Saras dan Ratih membawa kue ulang tahun dengan beberapa lilin yang menyala di atasnya ke arah ruang tamu sembari menyanyikan lagu ulang tahun. Lalu teman-teman yang lain dan anak-anak panti asuhan pun mengikuti menyanyikan lagu ulang tahun. Afza tampak terkesima dengan kejutan tersebut hingga dia yang tadinya berdiri menjadi duduk bersimpuh menahan kegembiraan yang bergema di hatinya. Kemudian dia pun meniup lilin tersebut dan memberikan kue ulang tahunnya tersebut kepada pengasuh panti asuhan. Setelah lilin ditiup, lampu pun dinyalakan kembali dan kami melanjutkan aktivitas kami dalam membagi makanan dan minuman. Setelah makanan dan minuman terbagi semua secara merata, kami semua berdoa dan makan bersama.


Beberapa menit menjelang Isya', perhatian kami tertuju pada ramai-ramai di dekat tempat wudhu. Tampak beberapa teman berkerumunan mengelilingi Afza. Kami pun penasaran dan melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi. Ternyata teman-teman mau menceburkan Afza di di dalam kolam dekat tempat wudhu tersebut. Itulah tradisi dari teman-teman kelas kami. Setiap kali ada teman sekelas yang ulang tahun pasti akan ramai-ramai dicerbukan ke dalam kolam di depan ruang kuliah kami atau ke dalam kolam di depan HIMA Pend. Geografi. Namun berhubung malam itu kami sedang tidak di kampus dan kebetulan di panti asuhan tersebut memiliki kolam, maka teman-teman ramai-ramai menceburkan Afza ke dalam kolam. Padahal kolam di panti asuhan tersebut bukanlah sekedar kolam seperti di kampus, tetapi itu adalah kolam comberan yang di dalamnya berisi air dari kamar mandi, dari tempat mencuci, dan dari tempat wudhu. Tentulah air dalam kolam itu kotor dan sangat bau.


Karena Afza tidak menduga adanya kejutan semacam ini, dia tidak membawa baju ganti. Sehingga pihak panti asuhan meminjamkannya pakaian untuk ganti. Namun tentulah hanya pakaian luar saja yang dipinjamkan oleh pihak panti asuhan. Oleh sebab itu dia disindir oleh teman-teman dan dijadikan sebagai bahan bercanda.


Memasuki waktu Isya, teman-teman bergegas mengambil air wudhu untuk sholat Isya' sekaligus Tarawih berjama'ah. Seusai sholat Isya' dan Tarawih, barulah kami berpamitan untuk pulang agar tidak terlalu larut malam. Memang hanya sebentar waktu kami berada di panti asuhan tersebut, tetapi kesan yang tercipta begitu banyak dan mendalam bagi kami maupun warga panti asuhan tersebut, terutama bagi teman kami yang berulang tahun saat itu, tentulah akan menjadi pengalaman yang tak terlupa dan hadiah ulang tahun yang paling berkesan. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar